Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia
pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK.
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya.
Bagaimana kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun
langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
(2) Mengerti
(3) Menghayati
(4) Meyakini
(5) Mengabdi
http://irfanrahman.wordpress.com/2010/05/31/manusia-dan-pandangan-hidup/
Sabtu, 27 November 2010
Rabu, 17 November 2010
BAB 9 (MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB )
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Setiap individu memiliki sifat ini, dan setiap individu memiliki tanggung jawab yang berbeda – beda. Setiap manusia harus berani berbuat dan harus berani bertanggung jawab.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang di maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif.
Tanggung jawab akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab.
Macam - macam Tanggungjawab
A.Tanggungjawab terhadap diri sendiri
Tanggungjawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memnuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadiannya. Dengan demikian is dapat menyelesaikan masalahnya.
B. Tanggungjawab terhadap keluarga
Tanggungjawab ini mencakup nama baik keluarga, menjaga kesejahteraan dan keselamatan keluarga. Tanggungjawab ini merupakan tanggungjawab yang paling berat.
C. Tanggungjawab terhadap masyarakat
Setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap manusia harus dipertanggungjawabkann kepada lingkungan sekitar.
D. Tanggungjawab terhadap Bangsa dan Negara
Perbuatan tanggungjawab disini terlihat dari kecintaannya terhadap negara.
E. Tanggungjawab terhadap Tuhan
Manusia harus bertanggungjawab atas apapun yang dilakukan karna semua tindakan manusia akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, apabila melanggarb aturan Tuhan manusia akan dikenakan hukuman.
Wujud tanggungjawab adalah berupa pengabdian dan pengorbanan
A.Pengabdian
Pengabdian adalah baik perbuatan yang dipikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih dan hormat yang dilakukan dengan iklas.
B.Pengorbanan
Pengorbanan berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian.
Perbedaan antara pengabdian dan penorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Sumber
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab9-manusia_dan_tanggung_jawab.pdf.
http://nissaajah91.wordpress.com//
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang di maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif.
Tanggung jawab akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab.
Macam - macam Tanggungjawab
A.Tanggungjawab terhadap diri sendiri
Tanggungjawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memnuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadiannya. Dengan demikian is dapat menyelesaikan masalahnya.
B. Tanggungjawab terhadap keluarga
Tanggungjawab ini mencakup nama baik keluarga, menjaga kesejahteraan dan keselamatan keluarga. Tanggungjawab ini merupakan tanggungjawab yang paling berat.
C. Tanggungjawab terhadap masyarakat
Setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap manusia harus dipertanggungjawabkann kepada lingkungan sekitar.
D. Tanggungjawab terhadap Bangsa dan Negara
Perbuatan tanggungjawab disini terlihat dari kecintaannya terhadap negara.
E. Tanggungjawab terhadap Tuhan
Manusia harus bertanggungjawab atas apapun yang dilakukan karna semua tindakan manusia akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, apabila melanggarb aturan Tuhan manusia akan dikenakan hukuman.
Wujud tanggungjawab adalah berupa pengabdian dan pengorbanan
A.Pengabdian
Pengabdian adalah baik perbuatan yang dipikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih dan hormat yang dilakukan dengan iklas.
B.Pengorbanan
Pengorbanan berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian.
Perbedaan antara pengabdian dan penorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Sumber
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab9-manusia_dan_tanggung_jawab.pdf.
http://nissaajah91.wordpress.com//
BAB 7 (MANUSIA DAN KEADILAN)
Pengertian keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
keadilan itu bersifat mutlak dan setiap manusia itu sulit untuk melakukan keadilan malah banyak manusia melakukan hal sebaliknya tidak melakukan keadilan tetapi melakukan kecurangan ,menurut saya di zaman sekarang ini sulit sekali menemukan manusia yang berlaku adil.
Ciri -ciri keadilan
ciri – ciri keadilan itu sendiri adalah tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas.
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
keadilan itu bersifat mutlak dan setiap manusia itu sulit untuk melakukan keadilan malah banyak manusia melakukan hal sebaliknya tidak melakukan keadilan tetapi melakukan kecurangan ,menurut saya di zaman sekarang ini sulit sekali menemukan manusia yang berlaku adil.
Ciri -ciri keadilan
ciri – ciri keadilan itu sendiri adalah tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas.
BAB 6 (MANUSIA DAN PENDERITAAN )
Manusia kerap kali mengalami penderitaan , tetapi dengan dengan ada nya penderitaan seseorang dapat belajar untuk menjadi lebih baik lagi dengan kata lain, allah sangat peduli ketika manusia mendapatkan penderitaan sebab allah tidak akan memberikan penderitaan yang hambanya tidak sanggup menjalankan penderitaan itu dan dibalik penderiataan itulah adanya kesenangan, dan ada hikmah dari setiap penderitaan yang dialami manusia,
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang nyata dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar. Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
untuk mengatasi bebagai penderitaan atau musibah di perlukan mental dan jiwa yang baik agar dapat melewati penderitaan yang dia lalui
apabila jiwa dan mental nya tidak baik seorang manusia sulit melewati penderitaannya dan dia akan mempunyai pikiran bahwa dunia tidak adil padanya,
jadi sangat di perlukan jiwa yang sabar dan mental yang kuat untuk menghadapi suatu masalah atau penderitaan. Dan juga di perlukan pikiran pikiran positif agar setiap penderitaan yang di hadapi dapat memberikan hikmah dan sebuah arti perjalanan hidup..
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang nyata dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar. Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
untuk mengatasi bebagai penderitaan atau musibah di perlukan mental dan jiwa yang baik agar dapat melewati penderitaan yang dia lalui
apabila jiwa dan mental nya tidak baik seorang manusia sulit melewati penderitaannya dan dia akan mempunyai pikiran bahwa dunia tidak adil padanya,
jadi sangat di perlukan jiwa yang sabar dan mental yang kuat untuk menghadapi suatu masalah atau penderitaan. Dan juga di perlukan pikiran pikiran positif agar setiap penderitaan yang di hadapi dapat memberikan hikmah dan sebuah arti perjalanan hidup..
Selasa, 16 November 2010
PORTOFOLIO (Bilangan Biner)
1.Carilah bilangan hexadesimal dari (8754)10
Cara 1 : di ubah menjadi bilangan biner.
8754 : 2 = sisa 0
4377 : 2 = sisa 1
2188 : 2 = sisa 0
1094 : 2 = sisa 0
547 : 2 = sisa 1
273 : 2 = sisa 1
136 : 2 = sisa 0
68 : 2 = sisa 0
34 : 2 = sisa 0
17 : 2 = sisa 1
8 : 2 = sisa 0
4 : 2 = sisa 0
2 : 2 = sisa 0
hasil 1
(8754)10 = (10001000110010) 2
0010 – 0010 – 0011 – 0010
2 2 3 2
= (2232)16
2.Carilah Bilangan Oktal dari (872)10
Cara 2 : dibagi dengan bilangan octal (8)
872 : 8 = 0
109 : 8 = 5
13 : 8 = 5
Hasil 1
(872)10 = (1550)8
3.Hitunglah nilai oktal dari (101110111)2
(101110111)2 di kelompokan menjadi 101 110 111
101 punya bilangan 5 oktal
110 puny bilangan 6 oktal
111 punya bilangan 7 oktal
jadi hasilnya 101110111 punya bilangan 567 oktal
4. Ubahlah (251)8 menjadi bilangan biner.
2 5 1
binernya 010 101 001
jadi hasilnya 010101001
5.( 110101101011)2 menjadi bilangan hexadesimal
( 110101101011)2 di kelompokan menjadi 1101 0110 1011
1101 punya bilngan D hexadesimsal
0110 punya bilangan G hexadesimal
10111 punya bilangan B hexadesimal
jadi hasilnya 110101101011 punya bilangan DGB hexadesimal
Cara 1 : di ubah menjadi bilangan biner.
8754 : 2 = sisa 0
4377 : 2 = sisa 1
2188 : 2 = sisa 0
1094 : 2 = sisa 0
547 : 2 = sisa 1
273 : 2 = sisa 1
136 : 2 = sisa 0
68 : 2 = sisa 0
34 : 2 = sisa 0
17 : 2 = sisa 1
8 : 2 = sisa 0
4 : 2 = sisa 0
2 : 2 = sisa 0
hasil 1
(8754)10 = (10001000110010) 2
0010 – 0010 – 0011 – 0010
2 2 3 2
= (2232)16
2.Carilah Bilangan Oktal dari (872)10
Cara 2 : dibagi dengan bilangan octal (8)
872 : 8 = 0
109 : 8 = 5
13 : 8 = 5
Hasil 1
(872)10 = (1550)8
3.Hitunglah nilai oktal dari (101110111)2
(101110111)2 di kelompokan menjadi 101 110 111
101 punya bilangan 5 oktal
110 puny bilangan 6 oktal
111 punya bilangan 7 oktal
jadi hasilnya 101110111 punya bilangan 567 oktal
4. Ubahlah (251)8 menjadi bilangan biner.
2 5 1
binernya 010 101 001
jadi hasilnya 010101001
5.( 110101101011)2 menjadi bilangan hexadesimal
( 110101101011)2 di kelompokan menjadi 1101 0110 1011
1101 punya bilngan D hexadesimsal
0110 punya bilangan G hexadesimal
10111 punya bilangan B hexadesimal
jadi hasilnya 110101101011 punya bilangan DGB hexadesimal
Rabu, 10 November 2010
BAB 5 (MANUSIA DAN KEINDAHAN)
Pengertian keindahan
Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, cantik, elok dan enak dilihat.Menurut The Liang Gie dalam bukunya "Garis besar estetika". Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata "beutiful" dalam bahasa Perancis "beau", sedang Italia dan spanyol "bello" berasal dari kata latin "bellum". Akar katanya adalah "bonum" yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi "bonellum" dan terakhir diperpendek sehingga ditulis "bellum. Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
— keindahan semi
— keindahan alam
— keindahan moral
— keindahan intelektual
Dan keindahan itu jg harus serasi, bagus ,rapi dan dalam keteraturan.
Nilai estetika
Esetetika berasal dari Bahasa Yunani, αισθητική, dibaca aisthetike. Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.
Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
1. Studi mengenai fenomena estetis
2. Studi mengenai fenomena persepsi
3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis
Kontemplasi dan ekstansi
kotemplasi itu adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan. Sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan dan menikmati keindahan tersebut.
Sebab manusia menciptakan keindahan yaitu :
Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang dan tetap. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru itu tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”.
kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati keindahan. Dan setiap manusia memerlukan keindahan karena keindahan dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, cantik, elok dan enak dilihat.Menurut The Liang Gie dalam bukunya "Garis besar estetika". Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata "beutiful" dalam bahasa Perancis "beau", sedang Italia dan spanyol "bello" berasal dari kata latin "bellum". Akar katanya adalah "bonum" yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi "bonellum" dan terakhir diperpendek sehingga ditulis "bellum. Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
— keindahan semi
— keindahan alam
— keindahan moral
— keindahan intelektual
Dan keindahan itu jg harus serasi, bagus ,rapi dan dalam keteraturan.
Nilai estetika
Esetetika berasal dari Bahasa Yunani, αισθητική, dibaca aisthetike. Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.
Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
1. Studi mengenai fenomena estetis
2. Studi mengenai fenomena persepsi
3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis
Kontemplasi dan ekstansi
kotemplasi itu adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan. Sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan dan menikmati keindahan tersebut.
Sebab manusia menciptakan keindahan yaitu :
Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang dan tetap. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru itu tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”.
kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati keindahan. Dan setiap manusia memerlukan keindahan karena keindahan dapat mendatangkan rasa senang (Hume).